Rabu, 31 Desember 2008

`hanya` sekedar HAMDALAH

ALHAMDULILLAHI RABBIL 'AALAMIIN Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata, "Ini adalah Seksi Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima". Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia. Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua. Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya". Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi. Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun. "Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu. "Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan di sini?", tanyaku. "Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. " Setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih". "Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas rahmat Tuhan?", tanyaku. "Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berrkata, 'ALHAMDU LILLAHI RABBIL AALAMIIN, Terima kasih, Tuhan'". "Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku. Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini. "Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia. "Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu. Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini. "Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat .... Maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia". "Jika engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan religius tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan, atau kematian ... maka engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang di dunia. "Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ... maka engkau termasuk orang yang sangat jarang. "Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan. "Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima rahmat ganda, yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa, engkau lebih dirahmati daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali". Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah Allah anugerahkan kepadamu. Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua teman-teman-mu untuk mengingatkan mereka betapa dirahmatinya kita semua. "Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu' ". (QS:Ibrahim (14) :7 ) Ditujukan pada : Departemen Pernyataan Terima Kasih: "Terima kasih, Allah! Terima kasih, Allah, atas anugerahmu berupa kemampuan untuk menerjemahkan dan membagi pesan ini dan memberikan aku begitu banyak teman-teman yang istimewa untuk saling berbagi". Best Regards Rendi NB: setelah berkunjung ke blog-nya pak Choliq, sy mnemukan tulisan ini,

Mengapa Saya Berjilbab?

Mengapa saya berhijab …. ? by. Rindu Jujur, saya tidak memiliki jawaban yang pasti, saya HANYA ingin pulang, kembali ke ALLAH … yang dapat saya rasakan adalah sudah bukan waktunya lagi saya berlari lari mencari kebahagian versi dunia tentunya… yang setelah saya peroleh semuanya lalu saya merasa bahwa bukan ini, dan bukan itu arti bahagia, lalu DIMANA? Dan saya mengayunkan langkah untuk mencari ALLAH, dan langkah pertama saya adalah mengenakan Jilbab. Sumber idenya adalah dari sifat romantisme saya, Jika saya ingin mendekat kepada kekasih saya maka hal pertama adalah saya harus mempercantik diri, ALLAH menyukai perempuan yang menutup auratnya dengan hijab, perhiasan seorang perempuan muslimah adalah akhlaknya yang solehah, orang akan langsung mengenali saya bahwa saya adalah muslim karena jilbab saya, karena jika tidak maka saya tidak ada bedanya dengan yang bukan … iya HANYA ini langkah awal saya. HANYA ini. Kemudian tarikan tarikan ALLAH terus membetot ubun-ubun saya untuk melepaskan semua atribut kejahiliahan saya … TANPA saya sadari, saya mulai mencintai hal-hal yang menuju kepada sang pemilik napas saya, tanpa saya sadari saya terbawa arus kebaikan, saya tenggelam didanau pengajian, saya terdampar dipadang illalang yang berisi dzikir, saya bermahkotakan Al Quran dan Hadits, saya tiba-tiba sangat mencintai tahajud, saya menjadi seperti penari dalam kalimat taubah dan hamdalah Dalam proses kemudian, saya mulai meninggalkan rok mini saya, berhenti memakai tanktop, bahkan blus lengan pendek apalagi celana pendek saya jauh saya tanggalkan… Lalu saya mulai berhenti mewarnai dan meluruskan rambut gelombang saya … dan entah mengapa saya merasa lebih cantik dengan membuang jauh-jauh pakaian itu, sahabat saya bilang “De, yang penting kan hati, loe tidak perlu berjilbab pun loe bisa menjadi baik“, sahabat saya tidak salah tapi untuk saya jilbab adalah sifat taat terhadap ALLAH dan sifat sosial saya dari menjaga diri saya terhadap tarikan tarikan mata mahluk berburung Bukankah indah akan semakin indah bila tertutup, akan menarik jika ia tidak terlihat, akan tetap menjadi misteri, yang tidak pernah akan selesai kecuali memiliki, sesuatu yang tidak bisa disingkap apalagi disentuh akan menimbulkan kerinduan… yang tersembunyi dengan baik dan terjaga akan memiliki nilai yang tinggi… tanpa hijab, tidak ada daya tarik, tidak ada KERINDUAN… bukankah ALLAH adalah misteri, dan tersembunyi maka kita semua merindukanNYA, bisa dibayangkan jika ALLAH terlihat oleh mata dunia kita kan? :) Iya, inilah saya yang tidak pernah punya jawaban mengapa saya tiba-tiba kesetrum dan mengenakan jilbab … hanya ALLAH yang memiliki jawabannya karena saya tidak sanggup menjawab, yang pasti ketika kening menyentuh sajadah, ketika airmata tumpah saat tahajud, ketika tangan terangkat tinggi-tinggi untuk memohon ampunan, ketika titik NOL adalah titik kepasrahan saya atas semua yang ALLAH titipkan kepada saya, ketika tidak ada lagi jarak antara ALLAH dan saya, ketika jilbab saya menutup dada saya, ketika rok panjang semata kaki menjadi perhiasan saya kini, maka inilah kebahagian yang sesungguhnya saya cari kemarin … Doakan saya kuat yah dan istiqomah dengan langkah yang saya ayunkan ini … Doakan saya kuat dan istiqomah yah dengan tarian tanpa topeng ini, dengan dawai tasbih dan hamdallah… saya ingin berpulang dengan pakaian yang disukai ALLAH Ya ALLAH kuatkan saya, hingga saya menutup mata, mempertanggung jawabkan semua perbuatan saya di mahkamah agung milik MU … *dibalik kerudung wajahmu tersembunyi … [rhoma irama mode ON]* NB:. Ini adalah postingan dari mb. RIndu, saya mengambilnya dari coliq.web.ug.ac.id

Kamis, 13 November 2008

If Love`s bliNd

IF LOVE IS BLIND setiap muslim seharusnya menyadari bahwa betapa banyak agenda kehidupan yang harus di garap.Hidup ini bukanlah untuk melulu mengurusi masalah cinta, cinta memang hak segala bangsa layaknya kemerdekaan, karena secara naluriah manusia memiliki rasa cinta seperti firman Allah QS 3 : 14 tapi itu bukanlah legitimasi untuk menjadikan cinta syahwati sebagai sesuatu yang di puja-puja, karena Allah tlah menetapkan batasan-batasan serta aturan-aturan yang mengatur penyaluran cinta. Membangun cinta dengan lawan jenis di mulai dari pernikahan bukan sebelum pernikahan, walaupun islam tidak menghalangi menikahi seseorang karena ada sesuatu yang menjadi daya tarik bagi dirinya pada lawan jenisnya, tetapi hendaknya cinta itu harus di bawah cinta pada Allah, dengan demikian cinta kita terhadap lawan jenis, hendaknya tidak membuat kita kehilangan kontrol dalam bersikap dan bertindak karena tlah menurut syari'at yang berlaku. Sementara orang-orang yang buta cinta, tingkah lakunya membabi buta, akhlak dan sopan santun tidak lagi menjadi kepedulianya. Cinta seperti ini tidak lebih dari nafsu syahwati. itulah CINTA BUTA !!!!! Agar tidak cinta buta lalu terjebak cinta buta, kita seharusnya mengenal apa yang di sebut "MARATIBUL-MAHABAH" (Peringkat-peringkat cinta) dengan ini mudah-mudahan kita mampu membingkai setiap saluran cinta hingga tidak terjebak cinta buta. Peringkat-peringkat tersebut adalah : 1. Peringkat yang pertama dan yang paling tinggi adalah "TATAYYUM " dan ini merupakan hak Allah, dan hanya untuk Allahlah seluruh cinta, hanya untuk Allahlah seluruh jiwa raga. Kecintaan ini akan melahirkan sifat kehambaan secara mutlak dan pengorbanan hingga tetes darah penghabisan. 2. Peringkat yang ke dua adalah " 'ISYQ " yang hanya merupakan hak Rosulullah. Kecintaan yang melahirkan sikap hormat ketundukan terhadap segala perintah dan laranganya serta keinginan tuk selalu membelanya, namun cinta ini tidak akan mendorong seseorang untuk menjadi seorang hamba. 3. Peringkat yang ke tiga adalah " SYAUQ ". Adalah cinta antara mukmin yang satu dengan mukmin yang lain, antara suami dan istri. Syauq adalah cinta yang membuahkan sikap kasih sayang dan menjadi perekat paling kuat dalam membangun umat yang kokoh. 4. Peringkat yang ke empat adalah "SHABABAH" dan ini ditujukan pada sesama muslim sehingga melahirkan ukhuwah islamiyah. 5. Peringkat yang kelima adalah " ITHF" ( simpati ) yang ditujukan kepada sesama manusia, yang menumbuhkan keinginan untuk berdakwah untuk menyelamatkan manusia dari ancaman siksa Alah di akhirat nanti. 6. Peringkat ke enam adalah cinta yang paling rendah kepada selain manusia, seperti cinta pada harta, hewan.Islam membenarkan cinta ini dalam bentuk di daya gunakan dan di manfaatkan. jadi manusia harus mampu dan mengatur harta sesuai kehendaknya bukan malah menjadi Budaknya. Dalam realistis yang sering kita saksikan ada kesimpang siuran dalam memasang peringkat2 cinta. ada orang yang memasang cinta terendah untuk Allah, Allah di cintai dan di dekati manakala sedang ada kesusahan atau jika sedang ada kepentingan atau ada keperluan, setelah keperluanya terpenuhi, Allah di anggap tidak penting. Ada juga orang yang memasang peringkat cinta tertinggi untuk selain Allah, entah berupa harta dan hal-hal lain yang bersifat keduniawian. Begitulah sikap orang-orang yang BUTA CINTA tidak tahu menempatkan cinta secara benar, dengan alasan cinta segala aturan tidak dihiraukan karena BUTA CINTA, kekasih menjadi pujaan. Padahal dalam islam berkasih sayang dengan lawan jenis hanya di benarkan bila sudah menikah. Adapun anggapan sementara orang bahwa berpacaran adalah dalam rangka saling mengenali pihak lain memang argumen yang indah namun tidak REALISTIS DAN TIDAK LOGIS.
I belive I can fly... Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh ManajemenQolbu.Com : Sahabat, saya memiliki seorang teman yang sedang menunggu sebuah momen,suatu momen yang ia sebut sebagai hari besarnya. Yap... momen yang ditunggu itu adalah hari wisudanya yang semakin dekat,... suatu momen yang menurutnya adalah suatu upaya rebranding, reenergizing, repositioning, relaunching (or whatever the name)of a new him. Ia begitu antusiasnya sehingga yang ada dalam benaknya adalah jika nanti telah wisuda maka saya harus bersiap untuk sesuatu yang lebih baik. Namun hingga kini ia selalu bingung apa yang akan disiapkannya untuk nanti, karena untuk nanti pun ia tidak tahu apa yang akan ia rumuskan sebagai tujuan hidupnya. Lalu saya bertanya apa esensi dari momentum itu? Ia bilang akan berusaha menjadi lebih baik dari dirinya yang sekarang, diamana kelak ia lebih dewasa, serta lebih bertanggung jawab. Ia berkata demikian karena ia sering dikritik karena selama ini ia kurang memperhatikan lingkungan dan kurang dewasa dalam menghadapi masalah, ia lebih seringkali menghindar daripada menyelesaikan masalahnya. Lalu saya bertanya lagi kalau hanya bercita-cita ingin lebih baik, kenapa tidak dimulai dari sekarang toh perubahan dapat dilakukan kapan saja. Mengapa harus menunggu momentum? Dan dari jawaban-jawabannya saya tahu bahwa ternyata pemilihan momentum tersebut hanyalah upaya untuk meneguhkan niatnya, ia mengumpulkan segenap kekuatan dan kepercayaan dirinya karena saat ini ia masih kurang percaya diri jika harus melakukan perubahan itu sekarang. Sahabat,kadang kala kita juga merasa seperti apa yang dirasakan teman saya tersebut, menunggu momen yang tepat untuk melakukan perubahan hanya karena kita tidak cukup percaya diri untuk berubah. Hal itu suatu hal yang wajar sebenarnya, godaan lingkungan memang seringkali merusak niat baik kita. Tapi bagaimana pun segala upaya harus dicoba, dimulai dengan peneguhan niat lalu mencoba untuk berubah, dan yang terpenting konsistensi dan berubahlah secara gradual hingga orang tidak terkejut melihat perubahan kita. Seekor anak elang yang dibesarkan oleh keluarga ayam selamanya tidak akan bisa terbang apabila mendengarkan keluarga ayam tsb. Jika ia mendengarkan kata hatinya dan mau bersungguh-sungguh belajar terbang maka ia akan tetap bisa terbang, meskipun ternyata ia anak ayam sebenarnya (ayam hutan bisa terbang karena lingkungan menuntutnya demikian). I belive I can fly... I belive I can touch the sky Think about it every night and day Spread my wings and fly away... Tapi yang terpenting adalah kita masing-masing harus memahami bahwa sebenarnya kita senantiasa dikejar waktu. Bisakah kita memastikan bahwa masih ada hari esok buat kita ? Bagaimana andaikata Alloh menakdirkan kita pulang esok hari ? Sedangkan perubahan yang kita cita-citakan belum terlaksana.Oleh karena itu tampaknya andai kita ingin berubah, maka berubahlah mulai saat ini walaupun perubahan itu bergerak dengan perlahan tapi dengan niat yang lurus, ikhtiar yang optimal dan senantiasa memohon kepada Alloh untuk dibimbing ke arah yang lebih baik ,Insya Alloh apa yang kita usahakan dapat menjadi amal. Semoga Alloh meneguhkan niat dan hati orang-orang yang mau berubah. Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh adjie.wibisono@eudoramail.com NB: Cheer up my friend, dont let your waiting for that moment taking away the lit of u'r face! 22-01-03, 10:46

Cinta Dalam Empat Musim

>>> Ini `ambil dari komputer tmn` Cinta Dalam Empat Musim (Everlasting love) Cinta adalah bunga-bunga musim semi yang bersemu merah tatkala cahaya merengkuh. Selimuti diri dalam kehangatan hingga bulan menggantikan. Cinta adalah tumbuhan musim panas Yang buah ranumnya boleh kau petik dengan penuh terima kasih. Akarnya kuat menghunjam dengan ranting tegak menjulang, yang daun-daunnya rimbun meneduhi. Tak kuasa kau berpaling sebab akarnya hidup bersama nadi hatimu. Cinta adalah angin musim gugur yang tepiskan dedaunan jiwa, penghalang apapun itu. Lembar-lembar yang terjatuh adalah aturanNya. Kau yang memilih apakah ia menyerah atau dipertahankan. Cinta adalah nyala api dari tungku pemanasmu pada dinginnya salju. Nyala yang ia pancarkan sebenarnya adalah nyala di hatimu. Berapa besar hangat kau rasa sebanding dengan kebesaran jiwamu menerima dirinya seutuhnya. Asas cinta adalah memahami bukan menyatukan perbedaan. Yogyakarta, 30 Mei 2002 Kamis, malam Loc : JT II/617 Meine Seele ist Eine Frau (A Mail from Eve to Adam) Ku tak ingin kau perlakukanku buruk atau kau kekang aku. Karena pikiran dan perasaanku adalah bebas sepertimu. Tidak juga tubuhku adalah milikmu karna ku adalah hamba Tuhan juga sepertimu. Kuingin beri apa yang terbaik karna Kutau Tuhan mencintaiku jika kudapat memberi lebih pada sesama. Diriku bukan jiwa yang tiada berkeinginan. Dan bukankah cita-cita bukan sebuah dosa ? Semua kukembalikan padamu, Sahabat, (karena) jiwaku adalah seorang wanita “Meine seele ist eine frau…” Yogyakarta, 14 Mei 2002 Selasa, 12:10 WIB Kuliah RPL – R.U1-08

Minggu, 02 November 2008