Kamis, 13 November 2008

If Love`s bliNd

IF LOVE IS BLIND setiap muslim seharusnya menyadari bahwa betapa banyak agenda kehidupan yang harus di garap.Hidup ini bukanlah untuk melulu mengurusi masalah cinta, cinta memang hak segala bangsa layaknya kemerdekaan, karena secara naluriah manusia memiliki rasa cinta seperti firman Allah QS 3 : 14 tapi itu bukanlah legitimasi untuk menjadikan cinta syahwati sebagai sesuatu yang di puja-puja, karena Allah tlah menetapkan batasan-batasan serta aturan-aturan yang mengatur penyaluran cinta. Membangun cinta dengan lawan jenis di mulai dari pernikahan bukan sebelum pernikahan, walaupun islam tidak menghalangi menikahi seseorang karena ada sesuatu yang menjadi daya tarik bagi dirinya pada lawan jenisnya, tetapi hendaknya cinta itu harus di bawah cinta pada Allah, dengan demikian cinta kita terhadap lawan jenis, hendaknya tidak membuat kita kehilangan kontrol dalam bersikap dan bertindak karena tlah menurut syari'at yang berlaku. Sementara orang-orang yang buta cinta, tingkah lakunya membabi buta, akhlak dan sopan santun tidak lagi menjadi kepedulianya. Cinta seperti ini tidak lebih dari nafsu syahwati. itulah CINTA BUTA !!!!! Agar tidak cinta buta lalu terjebak cinta buta, kita seharusnya mengenal apa yang di sebut "MARATIBUL-MAHABAH" (Peringkat-peringkat cinta) dengan ini mudah-mudahan kita mampu membingkai setiap saluran cinta hingga tidak terjebak cinta buta. Peringkat-peringkat tersebut adalah : 1. Peringkat yang pertama dan yang paling tinggi adalah "TATAYYUM " dan ini merupakan hak Allah, dan hanya untuk Allahlah seluruh cinta, hanya untuk Allahlah seluruh jiwa raga. Kecintaan ini akan melahirkan sifat kehambaan secara mutlak dan pengorbanan hingga tetes darah penghabisan. 2. Peringkat yang ke dua adalah " 'ISYQ " yang hanya merupakan hak Rosulullah. Kecintaan yang melahirkan sikap hormat ketundukan terhadap segala perintah dan laranganya serta keinginan tuk selalu membelanya, namun cinta ini tidak akan mendorong seseorang untuk menjadi seorang hamba. 3. Peringkat yang ke tiga adalah " SYAUQ ". Adalah cinta antara mukmin yang satu dengan mukmin yang lain, antara suami dan istri. Syauq adalah cinta yang membuahkan sikap kasih sayang dan menjadi perekat paling kuat dalam membangun umat yang kokoh. 4. Peringkat yang ke empat adalah "SHABABAH" dan ini ditujukan pada sesama muslim sehingga melahirkan ukhuwah islamiyah. 5. Peringkat yang kelima adalah " ITHF" ( simpati ) yang ditujukan kepada sesama manusia, yang menumbuhkan keinginan untuk berdakwah untuk menyelamatkan manusia dari ancaman siksa Alah di akhirat nanti. 6. Peringkat ke enam adalah cinta yang paling rendah kepada selain manusia, seperti cinta pada harta, hewan.Islam membenarkan cinta ini dalam bentuk di daya gunakan dan di manfaatkan. jadi manusia harus mampu dan mengatur harta sesuai kehendaknya bukan malah menjadi Budaknya. Dalam realistis yang sering kita saksikan ada kesimpang siuran dalam memasang peringkat2 cinta. ada orang yang memasang cinta terendah untuk Allah, Allah di cintai dan di dekati manakala sedang ada kesusahan atau jika sedang ada kepentingan atau ada keperluan, setelah keperluanya terpenuhi, Allah di anggap tidak penting. Ada juga orang yang memasang peringkat cinta tertinggi untuk selain Allah, entah berupa harta dan hal-hal lain yang bersifat keduniawian. Begitulah sikap orang-orang yang BUTA CINTA tidak tahu menempatkan cinta secara benar, dengan alasan cinta segala aturan tidak dihiraukan karena BUTA CINTA, kekasih menjadi pujaan. Padahal dalam islam berkasih sayang dengan lawan jenis hanya di benarkan bila sudah menikah. Adapun anggapan sementara orang bahwa berpacaran adalah dalam rangka saling mengenali pihak lain memang argumen yang indah namun tidak REALISTIS DAN TIDAK LOGIS.
I belive I can fly... Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh ManajemenQolbu.Com : Sahabat, saya memiliki seorang teman yang sedang menunggu sebuah momen,suatu momen yang ia sebut sebagai hari besarnya. Yap... momen yang ditunggu itu adalah hari wisudanya yang semakin dekat,... suatu momen yang menurutnya adalah suatu upaya rebranding, reenergizing, repositioning, relaunching (or whatever the name)of a new him. Ia begitu antusiasnya sehingga yang ada dalam benaknya adalah jika nanti telah wisuda maka saya harus bersiap untuk sesuatu yang lebih baik. Namun hingga kini ia selalu bingung apa yang akan disiapkannya untuk nanti, karena untuk nanti pun ia tidak tahu apa yang akan ia rumuskan sebagai tujuan hidupnya. Lalu saya bertanya apa esensi dari momentum itu? Ia bilang akan berusaha menjadi lebih baik dari dirinya yang sekarang, diamana kelak ia lebih dewasa, serta lebih bertanggung jawab. Ia berkata demikian karena ia sering dikritik karena selama ini ia kurang memperhatikan lingkungan dan kurang dewasa dalam menghadapi masalah, ia lebih seringkali menghindar daripada menyelesaikan masalahnya. Lalu saya bertanya lagi kalau hanya bercita-cita ingin lebih baik, kenapa tidak dimulai dari sekarang toh perubahan dapat dilakukan kapan saja. Mengapa harus menunggu momentum? Dan dari jawaban-jawabannya saya tahu bahwa ternyata pemilihan momentum tersebut hanyalah upaya untuk meneguhkan niatnya, ia mengumpulkan segenap kekuatan dan kepercayaan dirinya karena saat ini ia masih kurang percaya diri jika harus melakukan perubahan itu sekarang. Sahabat,kadang kala kita juga merasa seperti apa yang dirasakan teman saya tersebut, menunggu momen yang tepat untuk melakukan perubahan hanya karena kita tidak cukup percaya diri untuk berubah. Hal itu suatu hal yang wajar sebenarnya, godaan lingkungan memang seringkali merusak niat baik kita. Tapi bagaimana pun segala upaya harus dicoba, dimulai dengan peneguhan niat lalu mencoba untuk berubah, dan yang terpenting konsistensi dan berubahlah secara gradual hingga orang tidak terkejut melihat perubahan kita. Seekor anak elang yang dibesarkan oleh keluarga ayam selamanya tidak akan bisa terbang apabila mendengarkan keluarga ayam tsb. Jika ia mendengarkan kata hatinya dan mau bersungguh-sungguh belajar terbang maka ia akan tetap bisa terbang, meskipun ternyata ia anak ayam sebenarnya (ayam hutan bisa terbang karena lingkungan menuntutnya demikian). I belive I can fly... I belive I can touch the sky Think about it every night and day Spread my wings and fly away... Tapi yang terpenting adalah kita masing-masing harus memahami bahwa sebenarnya kita senantiasa dikejar waktu. Bisakah kita memastikan bahwa masih ada hari esok buat kita ? Bagaimana andaikata Alloh menakdirkan kita pulang esok hari ? Sedangkan perubahan yang kita cita-citakan belum terlaksana.Oleh karena itu tampaknya andai kita ingin berubah, maka berubahlah mulai saat ini walaupun perubahan itu bergerak dengan perlahan tapi dengan niat yang lurus, ikhtiar yang optimal dan senantiasa memohon kepada Alloh untuk dibimbing ke arah yang lebih baik ,Insya Alloh apa yang kita usahakan dapat menjadi amal. Semoga Alloh meneguhkan niat dan hati orang-orang yang mau berubah. Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh adjie.wibisono@eudoramail.com NB: Cheer up my friend, dont let your waiting for that moment taking away the lit of u'r face! 22-01-03, 10:46

Cinta Dalam Empat Musim

>>> Ini `ambil dari komputer tmn` Cinta Dalam Empat Musim (Everlasting love) Cinta adalah bunga-bunga musim semi yang bersemu merah tatkala cahaya merengkuh. Selimuti diri dalam kehangatan hingga bulan menggantikan. Cinta adalah tumbuhan musim panas Yang buah ranumnya boleh kau petik dengan penuh terima kasih. Akarnya kuat menghunjam dengan ranting tegak menjulang, yang daun-daunnya rimbun meneduhi. Tak kuasa kau berpaling sebab akarnya hidup bersama nadi hatimu. Cinta adalah angin musim gugur yang tepiskan dedaunan jiwa, penghalang apapun itu. Lembar-lembar yang terjatuh adalah aturanNya. Kau yang memilih apakah ia menyerah atau dipertahankan. Cinta adalah nyala api dari tungku pemanasmu pada dinginnya salju. Nyala yang ia pancarkan sebenarnya adalah nyala di hatimu. Berapa besar hangat kau rasa sebanding dengan kebesaran jiwamu menerima dirinya seutuhnya. Asas cinta adalah memahami bukan menyatukan perbedaan. Yogyakarta, 30 Mei 2002 Kamis, malam Loc : JT II/617 Meine Seele ist Eine Frau (A Mail from Eve to Adam) Ku tak ingin kau perlakukanku buruk atau kau kekang aku. Karena pikiran dan perasaanku adalah bebas sepertimu. Tidak juga tubuhku adalah milikmu karna ku adalah hamba Tuhan juga sepertimu. Kuingin beri apa yang terbaik karna Kutau Tuhan mencintaiku jika kudapat memberi lebih pada sesama. Diriku bukan jiwa yang tiada berkeinginan. Dan bukankah cita-cita bukan sebuah dosa ? Semua kukembalikan padamu, Sahabat, (karena) jiwaku adalah seorang wanita “Meine seele ist eine frau…” Yogyakarta, 14 Mei 2002 Selasa, 12:10 WIB Kuliah RPL – R.U1-08

Minggu, 02 November 2008